Senin, 21 Mei 2012


Nama : An Mutiah Fransiska Rona
Nim:    2009112184
Kelas: VI.C


Tema :  Kotak Amal

Tanggal 19 May 2012 : Tugas Membuat karangan sesuai dengan teman di dalam koran 

 

KESIALAN MEMBAWA BERKAH

          Malam ini jadwal ku untuk bertugas jaga kotak amal masjid tapi sebelumnya kenalkan dulu nama ku Rehan, pasti kalian bertanya-tanya kok kotak masjid pakek acara dijaga segala, emang tu kotak bisa jalan !
Hhheee….  “ Alasanya, karena dana untuk pembagun masjid Al-Karim tidak cukup maka dari itu warga sepakat untuk membuat kotak akmal, demi mengumpulkan dana untuk pembagunan masjid. Dan malam ini giliran ku bertugas untuk jagain kotak masjid demi membagun masjid Al-karim yang bernuansa baru.
            Mata ku terasa sudah berat sampai kelopak mata hingga mata ingin terpejam, namun ku lawat hembusan angin yang membuai ku, sehingga ku dapat terlelap tidur, ku minum air kopi bercangkir-cangkir dan gorengan berpuluh-puluh. Namun tetap saja tak bisa menahan mata ku untuk tidur, hingga akhirnya aku pun tertidur pulas dengan memeluk kotak amal di dalam dekapan ku dan memasukan kotak  amal itu ke dalam kain ku. Hal hasil usaha ku pun berhasil aku bisa tidur pulas malam itu dan kotak amal pun bisa ku jaga dengan baik melalui dekapan badan ku, tapi saat pak ustad mau pergi ke masjid untuk sholat subuh, dia melihat ku tertidur dan menghampiri ku,
Rehan…. Mana kotak masjid kita, dengan wajah kaget bercampur selengean aku pun berkata ini pak ustad dalam dekapan ku……. Astafirullah Rehan bagaimana orang-orang mau memberi sedikit rezekinya untuk pembagunan masjid kita, kalau kotak masjid itu sendiri kamu peluk dan kamu masukan ke dalam kain mu.
Maaf…. Pak ustad saya malam tadi ngatuk sekali…. Dari pada kotak masjid ini hilang mendingan saya peluk dan saya masukan saja ke dalam kain, Hhhee…
            YachHhh sudah…. Cepat cuci muka mu dan bersihkan badan mu, kita mau sholat subuh. Siap laksanakan pak ustad…. Pak usatad hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah pola ku.
            Malam kedua giliran Atang yang jaga kotak masjid, awalnya aku yang menemaninya tapi karena sudah larut malam mata sudah mulai ngatuk, Aku pun pulang ke rumah… Di perjalan pulang aku tersadar bawah hanpone ku tertinggal di pos kamling. Aku pun memutar balik langkah ku dan berlari kencang kearah pos kamling untuk mengambil hanpone ku yang ketinggalan tadi, sesampai di sana ku lihat Atang tertidur pulas dan ku lihat kearah kotak amal tapi kotak amal itu sudah tidak ada lagi tapi aku tidak terkejut karena ku pikir Atang mengikuti cara ku untuk memeluk kotak amal itu di dalam dekapannya dan memasukannya kedalam kainnya. Aku pun pulang tanpa membangunkan Atang yang lagi tertidur pulas.
            Ke esokan paginya kampung ku gempar dengan kabar berita bahwa kota amal untuk pembagunan masjid Al-Karim sudah hilang di ambil orang. Aku pun belari menuju tempat kejadian dan ku lihat wajah Atang sudah pucat pasi menahan rasa bersalah serta caci-maki para warga. Hingga pak John pun datang, tunggu warga-warga Atang tidak bersalah sewaktu Atang tidur pulas, ku lihat Rehan datang untuk mengambil sesuatu, sepertinya kotak amal masjid kita. Dengan wajah yang terkejut sambil mgusap dada aku pun melihat kearah pak John serentak warga mencaci-maki ku dengan kata-kata yang tidak enak untuk  didengar. Tunggu warga…. Pak John apa buktinya bila aku mengambil kotak amal itu, aku memang kembali lagi ke pos kamling tapi tidak dengan tujan ingin mengambil kotak amal masjid itu, aku kembali karena ingin mengambil hanpone ku yang ketinggalan di pos kamling jadi jaga menuduh orang tanpa bukti. Sudah Rehan,,,,, mana ada maling mau ngaku, jujur saja pada kami, bahwa kau memang mengambil kotak masjid itu karena untuk biaya rumah sakit bapak mu. Iya kan Rehan…..
            Dengan emosi yang terbedung lagi, aku pun melakukan perlawanan dengan kata-kata pak John yang sangat memojokan aku dan keluarga ku ini. Heyy…. Pak John…. Aku dan keluarga ku memang miskin tapi  takt erlintas di pikiran kami untuk mengambil barang orang yang bukan milik kami. Apa lagi kotak amal untuk kemasalatan bersama, sungguh tidak mungkin. Aku tahu dari dulu kau memang membenci keluarga kami tapi jagan begitu caranya, menuduh orang yang bukan-bukan tanpa sebuah bukti yang nyata.
            Di balik pertengkaran hebat ku dengan Pak John pak ustad pun datang bersama  pak RT dan Pak Ardi. Ada apa ini ribut-ribut. Ini pak ustad kotak amal masjid kita hilang saat Atang yang lagi jaga dan pak John melihat Rehan yang mengambilnya. Pak John… atas alibi apa kau menuduh Rehan yang mengambilnya, karena aku melihat Rehan kembali ke pos kamling saat Atang tidur dan mengambil sesuatu pak ustad. Apa kau melihat sesuatu yang di ambil Rehan itu, sepertinya kotak amal pak ustad. Pak john kalau masih sepertinya dan masih ada keragu-raguan jagan langsung memponis orang yang bukan-bukan. Iya benar sekali pak ustad… teriak Rehan… aku kembali ke pos kamling saat Atang tertidur karena ingin mengambil hanpone ku yang ketinggalan di sana pak ustad.
            Sudah- sudah jagan ribut terus… Pak Ardi pun memulai pembicaraannya. Saya rasa Rehan tak bersalah karena tak ada bukti nyata yang memberatkannya dan saya juga tahu bagaimana keperibadi anak ini yang sesungguhnya karena sewaktu dompet saya terjatuh dan di temukan oleh Rehan, dia langsung mengembalikannya tanpa sepeser  pun ada yang hilang di dompet saya. Padahal kalau Rehan ingin mengambil dompet saya untuk biaya rumah sakit bapaknya,  bisa saja karena banyak uang tunai di dalamnya berserta Atm di sana, tapi Rehan malah mengambilkan dompet itu kepada saya, sewaktu saya memberinay uang di menolaknya. Lalu saya mengantarkan Rehan pulang, diperjalan menuju ke rumahnya Rehan bercerita bahwa di kampungnya sedang ada pembangunan masjid yang memerlukan dana agar pembagunan masjid itu bisa di lanjutkan lagi.
            Maka dari itu saya datang kesini ingin membiayai pembangunan masjid Al-Karim di kampung ini dan tuduhan terhadap Rehan mohon jagan dibesar-besarkan lagi karena kasihan dengan Rehan dan kelurganya, untuk Rehan karena kamu telah menolong saya dan melakukan kejujuran, saya akan membiayai biaya berobat bapak kamu selama dia sakit. Terimah kasih pak Ardi atas ketulusan dan kemuliaan hatinya. Mungkin ini yang dinamakan kesialan membawa berkah. Hhheeee……