Kamis, 12 April 2012

Menulis Karya Sastra (Kiki Ardianti)





Nama : Kiki Ardianti
Nim    : 2009112118
Kelas :  VI.C

Kejahilan Penuh Keceriaan



Di malam yang terasa begitu indah

Bintang-bintang seakan tersenyum

Melihat keceriaan kami

Ada canda dan tawa yang selalu menyelimuti wajah kami

Penuh dengan kejahilan-kejHILn

Yang menambah cerianya malam indah itu
Sahabatku,,
,
Bahagia rasanya melihat tawamu malam ini

Tawa yang seakan melepaskan segala gundamu

Terbawa oleh angin yang begitu

Menyejukkan suasana diantara gurau kami
Sahabatku,,,

Inilah kado yang terindah dari kami




Sunyi



Hening

Terasa sesak mencengkap jiwa

Seakan berdiri di atas duri

dan terbaring beralas pecahan kaca

tak ada gairah,, tak ada cerita

Diam dan terus terdiam

Sunyi,,

kata yang singkat penuh kebisuan
kemana ???

apakah harus ke Utara atau ke SeLatan

agar sunyi ku hilang

Hilang dan berganti dengan keceriaan


 
Wanita Tegar



Dia selalu tegar di setiap deritanya

Selalu tersenyum di saat lukanya

Tak ada keluh kesah

Tak ada pula tangis di saat susahnya

Bangkit dan terus bangkit

Itu yang ia lakukan di saat jatuh

Memberikan semangat kehidupan di saat dunia terasa gelap

Wanita tegar

Yang tak mau tertindas oleh kekejaman dunia

Yang selalu berdiri dimana kebenaran itu ada



CERIAMU


 Bagaimana ini ??? aku benar-benar takut . Bagaimana kalau terjadi sesuatu yang buruk dengannya atau dia tak bisa tertolong lagi . Tuhan aku mohon tolong selamatkan dia , aku benar-benar takut Tuhan.
Agar lebih jelas, biarlah aku ceritakan dari awal.
Namaku Shinta, aku berasal dari keluarga yang berkecukupan dan aku masih duduk d kelas 2 SMA.
Aku anak tunggal maka dari itu aku sering merasa kesepian, tapi semuanya terasa ceria karna aku mempunyai 2 sahabat yang super gokil, Lia dan Yuri .
Di sekolah kami sering melakukan hal-hal yang gila, seperti mengerjai guru baru, bolos sekolah demi ingin menonton bioskop dan masih banyak lagi.
O iya,, aku hampir lupa,, aku juga mempunyai tetangga yang sangat baik dan mereka mempunyai anak cowok yang super ganteng, Yudi Anggara itu namanya.
Dia kakak kelas ku di SMA, dia selalu baik denganku dan dia juga selalu menjagaku.
Hhheeemb,,, it’s perfect. Benar-benar tipe cowok yang ideal.
“ Shintaaaa,,,,, Shinta,,, cepat sedikit, entar kakak tinggal ya !!”
“ Iya,,, tunggu bentar kak “
Kak Yudi selalu mengajakku pergi bareng kesekolah, katanya dia nggak  mau kalau nanti terjadi apa-apa denganku dijalan. Kami sangat dekat dan kak Yudi sangat perhatian denganku.
Andai dia belum punya pacar, aku ingin sekali menjadi cewek yang sangat beruntung itu .
Andira itu nama pacarnya kak Yudi, dia juga satu sekolah denganku dan satu kelas dengan kak Yudi. Cewek manis yang mempunyai kulit putih, rambut indah dan lesung pipi yang begitu manis. Kalau aku jadi cowok mungkin aku juga menyukainya.
Aku selalu merasa iri dengan Andira, “kenapa harus dia ???”
Disekolah aku selalu lewat dikelasnya kak Yudi , semua itu karna aku hanya ingin tau apa yang sedang ia lakukan dan melihat senyumnya yang manis. Lia dan Yuri sampai bosan melihat tingkahku yang terkadang menggelikan.
“ Ayolah Shin,, kenapa kau tidak bilang saja kalau kau menyukai kak Yudi lebih dari sekedar seorang kakak, seru Lia .”
“ Iya niich,, emang kamu nggak capek apa nyimpen perasaan , lama-lama bisa busuk tuuh hatimu ,,, hahaha,,,, balas Yuri .”
Aku hanya bisa tersenyum apabila kedua sahabatku itu mulai menggodaku, mereka sudah lama tau kalau aku mempunyai perasaan yang special dengan kak Yudi. Tapi aku sadar kalau kak Yudi sudah mempunya pacar yang baik dan cantik setidaknya lebih dariku , kak Yudi pun sudah menganggapku seperti adiknya sendiri, karna kak Yudi juga sama denganku, sama-sama anak tunggal.
Suatu malam aku mengajak kak Yudi makan di luar, karna aku paling benci makan sendiri. Kedua orang tuaku sedang pergi keluar kota, biyasa mengurus bisnis mereka.
Pertama kak Yudi menolak ajakanku karna dia sudah mempunyai janji, tapi melihat mukaku yang sedih akhirnya kak Yudi mau juga ku ajak makan diluar.
setelah makan di kafe yang biyasa menjadi tongkrongan anak-anak remaja, kak Yudi pun mengajakku pulang karna hari sudah semakin larut. Aku selalu senang apabila dibonceng kak Yuda memakai motornya, karna pada saat itu aku merasa nyaman banget dideket kak Yuda.
Tiba-tiba HP kak Yudi berbunyi, diapun mengabil Hp yang berada dikantong jeanznya. Kak Yudi tidak terlalu memperhatikan jalan dan ternyata ado sebuah mobil yang melaju kencang, kak Yudipun tidak bisa mengelak Lagi. Dan akhirnya ??????
“Bbrrraaaakkkkkkk,,, .”
 Setelah 3 jam , aku terbangun. Aku melihat sudah ada kedua orang tuaku menatapku dengan cemas.
“ Maa,,, pa,,,, aku dimana ???.”
“ Kamu ada d RS sayang , seru mama .”
“ Kak Yudi,, Kak Yudi dimana ma ??? ”
“ Kak yudi ada di ruang sebelah sayang, dia belum sadar setelah operasi .”
“Apa operasi ???,,,, bagaimana keadaannya ma ??”,, Aku mau melihat kak Yudi ,, aku ingin melihat keadaannya ma.”
“ Iya sayang tenang dulu,,, ayo mama antar .”
Aku yang sedang memakai kursi roda karena tubuhku masih lemas diantar oleh kedua orang tuaku  masuk kekamar kak Yudi, disana sudah ada kedua orang tuanya kak Yudi .
setelah 1 jam kemudian kak Yudi pun sadar, aku merasa sedikit lega begitu pula semua orang yang ada di dalam ruangan itu. Tapi masih ada kenyataan yang begitu mengejutkan kami, setelah kak Yudi membuka matanya, tiba-tiba !!!
“ Kenapa geLap ????”,, kenapa aku tidak bisa melihat apa-apa ???,, teriak kak Yudi dengan suara yang serak dan gementar.
“ Apa ???,, coba lihat mama Yud,, teriak mamanya kak Yudi. “
“Gelap ma ,,, kenapa dengan mataku ???,, “
“ Dokter,,, dokter,,, teriak papa kak Yudi yang sangat kelihatan panik .”
Kamipun di suruh keluar dari ruangan kak Yudi, karna dokter ingin memeriksa kak Yudi. Suasana sangat tegang, kedua orang tua kak Yudi tak henti menangis. Aku hanya bisa terdiam tak kuat melihat keadaan kak Yudi. Rasa takut, rasa bersalah menyatu dibenakku. Andai aku tidak memaksa kak Yudi menemaniku makan malam mungkin semua ini tidak akan terjadi.  Terlebih lagi saat ku tau kalau kak Yudi rela membatalkan janjinya dengan Andira demi untuk menemaniku, entah seberapa besar rasa bersalahku dan rasa takut ku.
Aku benar-benar tidak ingin terjadi apa-apa dengan kak Yudi, rasanya biarkan aku saja yang menggantikan kak Yudi di sana.
akhirnya dokterpun keluar dan memberikan berita yang sangat mengejutkan.
“ Dokter bagaimana keadaan anak kami ???”
“ Maaf pak,, buk,, kecelakaan yang dialami Yudi mengakibatkan dia harus kehilangan penglihatannya, karena ada benturan yang cukup keras mengenai saraf matanya .”
“ Apa ????” ,, tolong sembuhkan mata anakku dok ,,”
“ Maaf pak,, buk,, Yudi bisa melihat apabila dia dapat donor kornea mata, maka dari itu lebih baik kita berdoa semoga saja yudi mendapatkan mukjizat dari Tuhan.
 Sudah hampir 3 bulan kak Yudi selalu mengurung diri, dia tak mau sekolah, tak ingin bertemu teman-temannya. Hanya Andira yang bisa memberikan semangat, karna kak Yudi sangat mencintai  Andira. Tapi sayang kedua orang tua Andira mulai tidak menyukai hubungan mereka karena keadaan kak Yudi yang Buta.
Aku benar-benar terpukul melihat keadaan kak Yudi, andai aku bisa menggantikannya biarkan aku saja yang buta. Di sekolah tidak ada lagi yang membuatku semangat, kedua sahabatku Lia dan Yuri selalu memberikan semangat tapi semuanya terasa sia-sia karena penyemangatku kini telah hilang cerianya dan semua itu gara-gara aku.
“ Tuhan,,, bila aku boLeh meminta biarkan aku yang menjadi matanya,, selalu kata-kata itu yang selau terselip di doaku.”
Aku yang biaysa pergi sekolah bersama kak Yudi, kini harus pergi sendiri. Aku tak berani tuk bertemu kak Yudi karena setiap melihat keadaannya aku selalu merasa bersalah.
Yang bisa ku lakukan hanya menulis Puisi untuk kak Yudi tapi entah kapan surat itu bisa ku sampaikan kepadanya. Seperti puisi yang ku tuLis ini

CeriaMu

Dalam hening aku selalu melihat ceriamu
ceria yang tiba-tiba hancur karnaku
keindahan yang tiba-tiba berubah menjadi kegelapan
andai aku bisa menjadi penerang di setiap langkahmu
aku rela menukarkannya dengan semua kebahagiaanku
Tuhan,,,
aku menyayanginya
izinkan aku tuk menggantikannya melewati kegelapan dunia
izinkan aku tuk melukiskan namaku di hatinya
walau hanya sekilas saja


Waktu pulang sekolah telah tiba ,aku berjalan sendiri dengan langkah yang seakan enggan tuk melangkah. Aku bejalan dengan pikiran yang selalu saja menuju ke kak Yudi, aku selalu ingin tau bagaimana keadaannya .
Pada saat menyebrang jalan aku tidak melihat ada mobil yang tepat melintas dihadapanku.
Dan  akupun terpental jauh dari jalan. Semua orang yang ada disana langsung membawaku ke RS terdekat.
Kondisiku sangat kritis sampai-sampai aku mengalami koma selama seminggu, tapi tuhan sepertinya lebih menyayangiku. Tuhan ingin aku bersamanya, aku memberikan kornea mataku untuk kak Yudi.
Dengan harapan kak Yudi bisa melihat indahnya dunia dengan mataku.
Aku pergi dengan rasa bahagia karena aku dapat menghapus rasa bersalahku dan kak Yudi pun bisa melihat lagi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar